Selasa, 13 September 2011

Minggu, 11 September 2011

ANTAREJA - Sebastian (42409145)

ANTAREJA

(Anantaraja, sering disingkat Antareja)
Antareja merupakan tokoh pewayangan yang diciptakan pleh para pujangga dari Jawa. Antareja merupakan putra sulung dari Wrekudara atau Bimasena yang merupakan keluarga Pandawa.
Banyak versi Antareja, contohnya versi Yogyakarta, nama Antasena itu diberikan kepada tokoh adik Antareja yang berbeda ibu selain Gatutkaca. Sedangkan dalam versi Surakarta, Antareja dan Antasena dianggap sebagai orang yang sama, meskipun pada zaman dahulunya dikisahkan Antareja dan Antasena sebagai tokoh yang berbeda.


Asal Usul

Antareja merupakan anak dari Bimasena dan Nagagini, putri dari Hyang Anantaboga (dewa bangsa ular).Bimasena dan Nagagini menikah setelah kebakaran Balai Sigala-Gala untuk membunuh para Pandawa.

Setelah itu, Bimasena meninggalkan Nagagini sewaktu dia mengandung Antareja. Sehingga Antareja lahir dan dibesarkan oleh Nagagini tanpa sosok ayahnya. Setelah dewasa, Antareja memutuskan untuk mencari ayahnya. Dengan berbekal pusaka Napakawaca dari kakeknya dan cincin Mustikabumi dari ibunya, Antareja pun berangkat ke Kerajaan Amarta.

Dalam perjalannya, Antareja menenukan mayat seorang wanita di dalam sebuah perahu. Dengan Napakawaca, Antareja menghidupkan wanita tersebut, yang tidak lainnya adalah Subadra, istri Arjuna.

Sewaktu itu, Gatutkaca mendadak menyerang Antareja. Sebenarnya Gatutkaca itu diberi tugas untuk mengawasi mayat Subadra untuk menangkap pembunuh Subadra. Namun Subadra dengan sigap melerai mereka berdua dan akhirnya Antareja pun berkenalan dengan Gatutkaca.

Antareja dan Gatutkaca dengan senang hati segera bekerja sama untuk menangkap pembunuh Subadra. Mereka berhasil menemukannya, dan pembunuhnya ternyata adalah Burisawa.
Ini tidak lainnya adalah kisah pertama Antareja dalam pewayangan Jawa yang diberi judul Subadra Larung.


Kesaktian

Antareja memiliki lidah yang sangat sakti, apabila telapak kaki makhluk apapun dijilatnya maka akan mati. Antareja berkulit napakawaca karena merupakan pusaka Hyang Anantaboga. Kulitnya menyebabkan Antareja dapat kebal terhadap senjata.

Selain itu, Antareja pun memiliki cincin Mustikabumi. Kesaktian cincin tersebut adalah menjauhkan dirinya dari kematian selama masih menyentuh tanah. Serta juga menghidupkan kembali orang lainnya.
Kesaktian Antareja lainnya adalah dapat hidup dan berjalan di dalam bumi.



Karakter dan Watak

Karakter fisik Antareja adalah wajahnya tampan, kulitnya bersisik dan berwarna biru, tubuhnya atletis (kekar), ada unsur karakter ular yaitu gigi taring dan lidahnya yang panjang. Selain itu, tangan dan kaki Antareja kuat. Perutnya tebal.
Antareja memiliki  sifat jujur, pendiam, rela berkorban, jorok, penurut, tegas, loyal, berwibawa, sabar, dan sangat berbakti pada orang yang lebih tua, serta sayang kepada orang yang lebih muda, dan sangat percaya kepada Sang Maha Pencipta. Antareja menikah dengan Dewi Ganggi, putri dari Prabu Ganggaprawana, raja ular di Tawingnarmada, dan putranya adalah Arya Danurwenda. Antareja menjadi raja di negara Jangkarbumi dengan gelar Prabu Naganaginda.



Kematian
Antareja meninggal menjelang Bharatayuddha. Kisahnya, Prabu Kresna atas dasar tertentu, berusaha menghentikan jalan hidup Antareja. Sebenarnya Antareja lebih sakti daripada Prabu Kresna. Namun para dewa sepertinya sepakat dengan Prabu Kresna. Maka Prabu Kresna menipu Antareja dengan memerintahkan Antareja untuk menjilat telapak kakinya sendiri sebagai tumbal keluarga pandawa dalam perang Bharatayuddha. Antareja memercayai perintah tersebut dan menurutinya sehingga langsung tewas seketika. Sungguh tragedi yang sangat mengenaskan.


Referensi







Sketsa Pertama



Sketsa Tubuh dan Ekspresi Wajah
 

Sketsa Karakter Siluet


Sketsa Gesture Pose 


Sketsa Aksesoris
 

Selasa, 06 September 2011

Michelle Evelyn 42409032 -Entri Telat Sehari-

Raden Hanantareja yang dalam pedalangan cukup dipanggil Anantareja, mempunyai nama lain Wasianantareja, Anantarareja. Ia adalah putra raden Werkudara dengan Dewi nagagini, putri Batara Antaboga, di kahyangan Saptapretala. Antareja kawin dengan Dewi GAnggi, putri Prabu Ganggapranawa raja ular di kerajaan Tawingnarmada. Dari perkawinan ini lahirlah Arya Danurwenda yang kemudian diangkat menjadi patih luar (patih njaba) negara Yawastina pada masa pemerintahan Prabu parikesit.

Antareja berkedudukan di kasatriyan Randuwatang atau juga disebut jangkarbumi. Bersamaan dengan lahirnya Antareja, raja negara jangkarbumi Prabu Nagabaginda menyerang kagyangan Suralaya. Ia meminta Dewi Supreti istri Sanghyang Antaboga untuk dijadikan permaisurinya, namun raja Tribuwana tidak berkenan, namun para dewa tak mampu melawan kesaktian prabu nagabaginda. Akhirnya Batara Antaboga yang ditunjuk supaya mmusnahkan Prabu nagabaginda tadi, Antareja yang masih bayi akhirnya dibawa kakeknya menuju ke medan tempur dan dipertemukan dengan raja Jangkarbumi.

Sebelum diadu, bayi Antareja dilumuri air liur Antaboga sehingga menjadi kebal senjata. Bayi Antareja tidak mati melainkan bertambah dewasa. Akhirnya Prabu nagabaginda dapat dibinasakan oleh Antareja, negara Jangkarbumi lalu diserahkan kepada putra Bima tersebut. Prabu Nagabaginda yang tewas itu kemudian menjilma ke tubuh Antareja.

Peristiwa ini mengilhami Antareja ketika membantu adiknya. Arya Gatutkaca yang menuntut janji raja Tribuwana. Ketika Gatutkaca dapat menumpas raja Gilingwesi Prabu Pracona dan patih Kala Sekipu, Sanghyang Guru menjanjikan akan mengangkat Gatutkaca menjadi raja di kahyangan. Karena ditunggu-tunggu Hyang Guru tidak segera memenuhi janjinya, Gatutkaca menagih janji dibantu saudaranya, Antareja.

Saat itu Antareja menjadi raja Puserbawana bergelar Prabu Nagabaginda. Ia menyerang Suralaya sehingga Sanghyang Guru memanggil Gatutkaca. Sebelum berhadapan dengan Gatutkaca, Prabu nagabaginda melarikan diri sehingga Gatutkaca kemudian diangkat menjadi raja di Suralaya bergelar Prabu Sumilih. Prabu Nagabaginda yang lari dari kahyangan, kemudian menyerang negara Astina. Kurawa kalang kabut sehingga meminta bantuan kepada Pandawa. Karena Pandawa dan Sri Kresna juga tidak mampu membendung pasukan perang Puserbuwana, Sri Kresna dan Arya Bima meminta bantuan kepada Prabu Sumilih. Akhirnya Prabu Sumilih dan Prabu Nagabaginda berperang, keduanya kembali seperti sediakala menjadi Arya Gatutkaca dan Raden Antareja.

Antareja mempunyai kesaktian racun/bisa pada air liurnya yang dapat membinasakan lawan dalam waktu sekejap. Kulitnya yang bersisik Napakawaca mampu menahan serangan senjata tajam. Ia juga mempunyai cincin sakti Mustikabumi pemberian dari ibunya untuk tanda bukti bahwa Antareja adalah putra Dewi Nagagini. Didalam lakon Subadra Larung, cincin itu diperlihatkan kepada Arya Werkudara ayahnya, sehingga bima mengakui putranya. Kala itu Antareja terkejut melihat perahu mayat wanita yang tiada lain adalah Wara Subadra istri Janaka. Dengan cincin Mustikabumi, Antareja dapat menghidupkan kembali Subadra yang sudah meninggal karena dibunuh oleh Burisrawa secara tidak sengaja.
Akhirnya, Gatutkaca yang mendapat tugas untuk mengawasi jenazah Wara Subadra menjadi curiga dan menuduh Antareja yang membunuh bibinya itu. Keduanya lalu berperang, namun segera dicegah oleh Sri Kresna dan diberi nasehat bahwa keduanya masih saudara. Wara Subadra sendiri mengaku bahwa yang membunuh dirinya itu satriya Madyapura Raden Burisrawa, putra Prabu Salya raja Mandaraka.

Dalam kisah Kresna Gugah, Sri Kresnah merubah dirinya menjadi kumbang putih dan meninggalkan jasmaninya dalam bentuk raksasa yang sedang tidur. Roh Sri Kresna berupa kumbah putih itu menyelidiki kitab Jitabsara yang ditulis oleh Batara Panyarikan. Kitab Jitabsara mengisahkan Bharatayudha lengkap senopati Kurawa berpasangan dengan senopati Pandawa. Ketika Prabu Baladewa ditulis memihak Kurawa dan berhadapan dengan Antareja, Sri Kresna tidak sampai hati, maka ia menumpahkan tinta hitam tepat mengenai tulisan yang menerangkan pasangan Baladewa melawan Antareja. Sehingga keduanya gagal dipertemukan dalam Bharatayudha.

Akhirnya riwayat Antareja dikisahkan dalam lakon Tawur atau pengorbanan keluarga demi mencapai kejayaan perang. Kurawa tidak rela mengorbankan salah satu keluarganya, melainkan membunuh Ijrada, tarka dan Sarka, sedangkan Antareja dan Wisenggani rela mengorbankan diri untuk tumbal kemenangan pandawa. Antareja rela mati dengan menjiliat telapak kakinya sendiri dengan anugerah menempati sorgaloka tingkat sembilan (swarga tunda sanga) milik Sri Kresna.

Sumber:
http://wayang.wordpress.com/2010/07/22/raden-antareja-anantareja/
http://artkimianto.blogspot.com/2010/09/kisah-raden-antareja.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Antareja

http://wayang.wordpress.com/2010/07/22/raden-antareja-anantareja/<<Sisa di bawah ngambil dari blog yang sama^^>> 




http://intansliw.wordpress.com/2010/08/08/antareja-antasena-part-1/
Antareja jujur aja g terlalu membuat aku tertarik, kecuali bagian yang katanya dia anak dari ular dan manusia. Penjumlahan di antara dua spesies itu, bagi otak saya yang cacat biologi termasuk pelajaran genetika, jadinya Manusia+Ular= Manusia Setengah Ular (Macamnya spesies manusia ular ala Naga, Gangga, Raja Naga, ato Voldemort). Tapi saya lihat-lihat lagi rasanya di wayangnya lebih sering berkaki, jadi saya buat dia berkaki, cuma bersisik. Konsep saya simpel si, saya ambil dari hal paling kelihatan dari cerita Antareja, yaitu dia anak ular, dia punya cincin dari ibunya yang adalah ular besar, plus dia punya ludah sakti. digabung, dan jadi:

Sekian dari saya...

Sketsa Antareja (42409033)

by Linda Halingkar

[bahasa chatting mode: on]
Setelah baca-baca Antareja yg di internet, sudah kuputuskan: aku benci Antareja!! Kayaknya sifatnya terlalu dibagus2in, terlalu perfect, terlalu kaya lakon utama sinetroniyah (dihajarmassa)
Karena itu karakter Antareja kubuat menyebalkan, ngesok pinter tapi bego (masa dibohongin suru jilat jejak sendiri mau), rada licik plus lebay. Huehehehehe
Yang berharap ngeliat Antareja versi ngganteng, keren, baik hati, pintar, bijaksana, hebat, de el el, jangan buka postingan ini
[bahasa chatting mode: off]





Bu Mendy ampuni akuu ^^


SKETSA WARNA



GESTURE



AKSESORIS



SILUET

Senin, 05 September 2011

ANTAREJA versi Bang, Ike Agustin 42409044

 
ini hasil kerja kerasku selama 30 menit di puskom...hahahah....i hope you like it.
Remember, we're DKVers, make CTRL + N. dont CTRL + C

Data verbal

Sejarah Antareja
Antareja adalah putera Bima/Werkundara, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan Dewi Nagagini, putri Hyang Anantaboga dengan Dewi Supreti dari Kahyangan Saptapratala.
Antareja mempunyai 2 (dua) orang saudara lelaki lain ibu, bernama: Raden Gatotkaca, putra Bima dengan Dewi Arimbi, dan Arya Anantasena, putra Bima dengan Dewi Urangayu.
Sejak kecil Antareja tinggal bersama ibu dan kakeknya di Saptapratala (dasar bumi).
Antareja memiliki ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga.
Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang dijilat telapak kakinya akan menemui kematian.
Antareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata.
Antareja juga memiliki cincin mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi/tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir.
Kesaktian lain Antareja dapat hidup dan berjalan didalam bumi.
Antareja memiliki sifat dan perwatakan : jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta.
Antareja menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular/taksaka di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda.
Setelah dewasa Antareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda.
Antareja meninggal menjelang perang Bharatayuda atas kemauannya sendiri dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai tawur (korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayuda. 

 Kesaktian Antareja
Antareja memiliki Ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang dijilat telapak kakinya akan menemui kematian. Anatareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Kesaktian lain Anantareja dapat hidup dan berjalan di dalam bumi.

Sifat Antareja
Anantareja memiliki sifat jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta. Ia menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda.
Setelah dewasa Anantareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda. Ia meninggal menjelang perang Bharatayuddha atas perintah Prabu Kresna dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai Tumbal (korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayuddha.


ntareja adalah putera Bima/Werkundara, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan Dewi Nagagini, putri Hyang Anantaboga dengan Dewi Supreti dari Kahyangan Saptapratala.
Antareja mempunyai 2 (dua) orang saudara lelaki lain ibu, bernama: Raden Gatotkaca, putra Bima dengan Dewi Arimbi, dan Arya Anantasena, putra Bima dengan Dewi Urangayu.
Sejak kecil Antareja tinggal bersama ibu dan kakeknya di Saptapratala (dasar bumi).
Antareja memiliki ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga.
Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang dijilat telapak kakinya akan menemui kematian.
Antareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata.
Antareja juga memiliki cincin mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi/tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir.
Kesaktian lain Antareja dapat hidup dan berjalan didalam bumi.
Antareja memiliki sifat dan perwatakan : jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta.
Antareja menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular/taksaka di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda.
Setelah dewasa Antareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda.
Antareja meninggal menjelang perang Bharatayuda atas kemauannya sendiri dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai tawur (korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayuda. 


  
Data visual
















































Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Antareja
http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=712&Itemid=712
http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=713&Itemid=713
http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=714&Itemid=714
http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=715&Itemid=715
http://hndrnt26.deviantart.com/art/PANDAWA-Antareja-160574603
http://om-kumis.deviantart.com/art/Coloured-Antareja-138384712
http://komik-indonesia.blogspot.com/2011/03/menanti-garudayana-3-dan-garudaboi-3.html
http://zankrou.deviantart.com/art/Gatotkaca-Antareja-173150933

Sketsa Tampak Depan
 



 ini baru sementara......(iseng-iseng aja.belum ada pengembangan) masih original belum ada apa-apa. rencananya sih mau ditambah sisik ular, trus ada lalatnya di sekelilingnya. dan bajunya pake kaos plus rompi motif batik. rambutnya tetep kayak gitu, tapi pake topi kayak wayang beneran. pake celana pendek motif batik(kayak celana kolor gitu,hehe). trus pake cincin.